Sabtu, 17 Mei 2008

INDONESIA MENGUBER UBER

Slogan "piala yang lepas, ayo diuber" untuk tuan rumah tinggal berlaku buat tim Piala Uber. Tim Piala Thomas yang semula lebih diharapkan mampu mengakhiri dominasi Cina, malah tumbang di tangan Korea Selatan.

Ini tentu saja sebuah kejutan sekaligus kekecewaan karena sejak awal masyarakat Indonesia umumnya lebih berharap pada tim putra untuk merebut tropi juara, yang dalam dua edisi terakhir tidak pernah berpindah tangan dari Cina.

Tapi performa Sony Dwi Kuncoro dkk memang kurang meyakinkan sejakawalnya. Kehilangan poin di partai pertama sebelum akhirnya menang tipis 3-2 atas Thailand seperti menunjukkan hal tersebut.

Pada pertandingan pembuka itu dua pemain tunggal, Sony dan Taufik Hidayat, menyerah dari lawan-lawannya. Beruntung tunggal ketiga Simon Santoso tidak mengikuti jejak dua rekannya itu dan tampil sebagai pahlawan.

Di partai berikutnya melawan Jerman, Indonesia memang menyapu bersih. Tapi masih ada "ketidaksempurnaan" karena pasangan nomor satu dunia, Markis Kido/Hendra Setiawan, dipaksa bermain tiga set oleh ganda nomor 28, Michael Fuchs/Roman Spitko.

Selanjutnya, di babak perempatfinal Indonesia mampu mengatasi Inggris dengan 3-0. Di sini Sony kembali bekerja keras untuk mendukkan Andrew Smith lewat pertarungan rubber set. Apapun, yang penting mereka lolos ke babak semifinal.

Menghadapi Korea hari Jumat (16/5/2008) kemarin, Indonesia tampi dengan optimisme tinggi. Ribuan suporter yang kian hari jumlahnya kian bertambah pastinya membuat tim-tim lawan ketar-ketir, sekaligus menjadi sebuah kekuatan tambahan penting buat para pemain "Merah Putih".

Akan tetapi sorak sorai penonton saja tak cukup. Sony kembali menelan kekalahan, begitu pula Markis/Hendra. Taufik yang diharapkan tampil sebagai pahlawan juga menyerah dari Lee Hyun Il, yang peringkatnya di BWF dua posisi di bawah dia.

Indonesia kalah 0-3 dan tersingkir. Inilah kekalahan pertama Indonesia dari Korea dari 10 pertemuan terakhirnya dengan Korea di Piala Thomas.

Apa boleh buat, Piala Thomas kembali lepas. Setelah kali terakhir merengkunya di Guangzhou 2002, ini berarti dalam tiga edisi terakhir Indonesia selalu kandas di babak semifinal. Ironisnya, dari yang tiga itu, dua di antaranya terjadi di kandang sendiri (2004 dan 2008).

Jika tim putra sudah pupus harapannya, tidak demikian di tim putri. Keberhasilan Maria Kristin dkk melaju ke final sungguh mengagumkan. Jika target semifinal adalah ukurannya, berarti mereka sudah mampu mencapai, bahkan melampauinya.

Menyaksikan perjuangan tim Uber Indonesia selalu menegangkan sekaligus mengasyikkan. Maria yang 'tanpa ekspresi, Adriyanti Firdasari yang tegap agresif, Pia Zebadiah yang diam-diam menghanyutkan, serta duet pasangan Vita Marissa/Lilyana Natsir dan Jo Novita/Greysia Polii yang enerjik telah menghibur sekaligus menumbuhkan kembali kebanggaan dan optimisme pada masyarakat.

Setelah berturut-turut mengalahkan Jepang (4-1), Belanda (5-0), Hong Kong (3-0), dan Jerman (3-1), selanjutnya tim yang dibimbing mantan ratu bulutangkis dunia Susi Susanti ini akan menghadapi tembok besar dan kuat bernama Cina.

Cina adalah raksasa yang amat mengerikan. Dari 12 edisi sebelumnya, 10 kali Piala Uber dimenangi anak-anak dari Negeri Panda itu, termasuk lima terakhir berturut-turut. Indonesia? Kalau bukan karena mereka, bisa jadi Cina membuat rekor fantastis dengan memenangi 12 turnamen berturut-turut! Tapi hal itu tidak terjadi karena Indonesia "menyusup" di tahun 1994 dan 1996.

Catatan masa lalu itu menerangkan kapan kali terakhir tim Uber Indonesia bisa menjadi yang terbaik di dunia. Duabelas tahun tentu saja waktu yang lama. Jika kesempatan untuk merebut kembali piala itu telah ada di depan mata, maka yang terbaik dilakukan adalah mengupayakannya dengan sekuat tenaga.

Cina memang tetap lebih diunggulkan dalam pertemuan kedua tim di babak final petang hari ini, Sabtu (17/5/2008). Meski demikian mereka pun bukannya tak mungkin kalah. Bahkan mereka dibuat jungkir balik dan nyaris kalah oleh Belanda di babak perempatfinal.

Selamat berjuang, tim Uber Indonesia.

Source

Tidak ada komentar: